Postingan

Berakhirnya Dinasty Ayyubiyah

BERAKHIRNYA DINASTI AYYUBIYAH Runtuhnya Dinasti Ayyubiyah dimulai pada masa pemerintahan Sultan as-Salih. Pada waktu itu, tentara dari kaum budak di Mesir (kaum Mamluk) memegang kendali pemerintahan. Setelah as-Salih meninggal pada tahun 1249 M, kaum Mamluk mengangkat istri as-Salih, Syajarat ad-Durr sebagai sultanah. Dengan demikian, berakhirnya kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir. Meskipun tentara Mongol hendak menyerbu Mesir. Komando tentara islam dipegang oleh Qutuz, penglima perang Mamluk. Dalam pertemuan di Ain Jalut. Qutuz berhasil mengalahkan tentara Mongol dengan gemilang. Selanjutnya, Qutuz mengambil kekuasaan Dinasti Ayyubiyah. Sejak itu, berakhirnya kekuasaan Dinasti Ayyubiyah Untuk mempertahankan kekuasaan, Al-Malik Al-Shalih mendatangkan budak-Budak dari Turki dalam jumlah besar untuk dilatih kemiliteran yang ditempatkan di dekat sungai Nil yang juga disebut Laut (Al-Bahr) seingga mereka disebut Mamluk Al-Bahr. Setelah meninggal’ La-Malik Al-Shalih digant

Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasty Ayyubiyah

ILMU PENGETAHUAN PADA MASA DINASTI AYYUBIYAH Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mendirikan tiga buah madrasah di kairo dan iskandariyah untuk mengembangkan Mazhab Sunni. Al-Kamil mendirikan sekolah Tinggi Al-Kamiliyah yang sejajar dengan perguruan tinggi lainnya. Ibnu Khalikan menggambarkan bahwa Al-Kamil adalah pecinta Ilmu Pengetahuan, pelindung para Ilmuan, dan Seorang Muslim yang Bijaksana. Pada masa Dinasty Fatimiah, al-Azhar didirikan sebagai media penyebarluasan paham Syiah. Pada masa Dinasty Ayyubiyah yang menganut mazhab Suni, al-Azhar berubah menjadi media penyebarluasan mazhab Suni. Perkembangan ilmu pengatahuan ditandai dengan datangnya ulama-ulama masyhur untuk mengajar di al-Azhar. Beberapa ulama tersebut adalah Abdul Latif al-Bagdadi, ahli ilmu mantik dan bayan; Syekh Abdul Qasim al-Manfalubi, ahli fikih; Syamsuddin Khallikan, ahli sejarah; Abu Abdullah al-Quda’i, seorang ahli fikih, hadis, dan sejarah; Al-Hufi, ahli bahasa; Abu Abdullah

Asal Usul Penggunaaan Lambang Bulan Sabit Dan Bintang Dalam Islam

Gambar
Lambang bulan sabit dan bintang bersegi lima ditengah-tengahnya, yang dipasang pada kubah-kubah masjid, apakah memang ada dalilnya? kalau memang tidak ada apakah ini tidak menyalahi syar'i, bukankah lambang pemersatu kita adalah baitullah, sebagai kiblat umat islam??? Sebenarnya asal muasal lambang bulan bintang berasal dari lambang khilafah Islamiyah terakhir yang dimiliki umat Islam, Khilafah Turki Utsmani. Khilafah ini adalah warisan terakhir kejayaan umat Islam. Memiliki luas wilayah yang membentang dari ujung barat sampai ujung timur dunia. Wilayahnya secara real adalah tiga benua besar dunia, Afrika-Eropa dan Asia. Ibukotanya adalah kota yang sejak 1400 tahun yang lalu telah dijanjikan oleh Rasulullah SAW sebagai kota yang akan jatuh ke tangan umat Islam. Rasulullah bersabda,"Qonstantinople akan kalian bebaskan. Pasukan yang mampu membebaskannya adalah pasukan yang sangat kuat. Dan panglima yang membebaskannya adalah panglima yang sangat kuat.". Beraba

7 Hari Menjelang Wafat Rasulullah SAW.

7 Hari Menjelang Wafat Rasulullah Saw [1] Minggu, 4 Rabi’ul Awwal 11 H (Seminggu sebelum wafat) Rasulullah baru saja kembali dari ziarah maqam para shahabat ( baqi’),ketika Jibril menemui Beliau dan mengajukan dua pilihan. Apakah Rasulullah menginginkan dunia dan segala isinya, atau bertemu Allah Swt? Dan Rasulullah Saw memilih opsi kedua. Setibanya di rumah, Aisyah ra. menyambut Rasulullah seraya berkata; “Wahai Rasul, kepalaku pusing” . Rasulullah-pun tersenyum, “Demi Allah wahai istriku, kepalaku juga pusing sekali” . Lalu Rasulullah bertanya kepada Aisyah sambil bersendagurau, “Apa yang menjadi beban pikiranmu, bila engkau meninggal duluan sebelum aku?” Sambil bersenda mesra Aisyah menjawab, “Demi Allah, jika demikian wahai Rasulullah, Engkau tinggal kembali ke istri-istrimu yang lain” . Rasulullah tersenyum mendengar jawaban Aisyah, dan Beliau tidur pada malam itu dalam keadaan sakit. Inilah permulaan sakit Rasulullah yang menyebabkan wafatnya beliau. Rabu, 7 Rabi’

Iman Kepada Qada' Dan Qadar

Nabi bersabda :”Ketahuilah seandainya suatu umat berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu maka mereka tidak bisa memberi manfaat tersebut kecuali yang telah ditaqdirkan Allah untukmu dan apabila mereka berkumpul untuk memadharatkanmu maka mereka tidak bisa memadharatkamu kecuali dengan apa-apa yang ditakdirkan oleh Allah atasmu, telah di angkat pena dan telah kering tinta”. Di dalam hadits Rasulullah inilah terdapat penjelasan tentang Qodho’ dan Qodar, maka wajib bagi seorang hamba untuk mengimaninya. Allah ta’ala mengetahui segala sesuatu yang dikerjakan hamba-Nya berupa kebaikan dan kejelekan dengan terperinci dan ilmunya tidak didahului oleh ketidak-tahuan. Dan Allah maha mengetahui apa yang menimpa seorang hamba dari kebaikan (atau musibah) dan dia telah menuliskannya di lauhul mahfudz. Nabi bersabda :”Sesungguhnya Allah menuliskan takdir semua makhluk ini sejak 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi” (HR. Muslim). Beliau

Percakapan Antara Rasulullah Dengan Iblis

Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal ra., dari Ibnu Abbas ra yang berkisah : Kami bersama Rasulullah saw di rumah salah seorang sahabat Anshar, dimana saat itu kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku.” Rasulullah bertanya kepada para jamaah,“Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu?” Mereka menjawab, “Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Lalu Rasulullah saw menjelaskan, “Ini adalah iblis terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya. ” Kemudian Umar ra meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, “Ya Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku unuk membunuhnya?” Beliau menjawab, “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat) ? Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintah

Osis Madrasah Aliyah Pesantren Annahdlah 2011-2012

Osis Madrasah Aliyah Pesantren Annahdlah 2011-2012 Pada tanggal 19 September diadakan pemilihan pengurus OSIS MA/SMA. Orang – orang pada bingung mana yach pengurus OSIS yang bagus dan berkualitas. Kemudian Raqib Rahman selaku Ketua Panitia LPJ Segera melakukan perhitungan Suara. Akhirnya, pada tanggal 20 September 2011 tibalah perhitungan suara. Dan Inilah Nama – Nama pengurus OSIS MA/SMA baru Pon – Pes Annahdlah UP Makassar  : KETUA UMUM                :                    MUH. NUR  QALBI                            (  XI KEAGAMAAN  ) WAKIL KETUA I              :                    MUH ALI. D                                        (  XI IPS   ) WAKIL KETUA II             :                    AHMAD  FUDAIL                              ( XI  IPA  ) SEKRETARIS UMUM      :                      HALIMAH                                           (  XI KEAGAMAAN  ) WAKIL SEKRETARIS I    :                      FAJRIANTI                                          ( XI I